Rebound.co.id - Terpilihnya TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Pemkab Banyuwangi sebagai TPID terbaik se Jawa - Bali pada Agustus lalu tidak lepas dari inovasi program unggulan TPID yaitu Tereda Wangi (Teknologi Reduktan Pestisida Banyuwangi) untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang aman untuk lingkungan serta kesehatan sebagai Inisiasi Kolaborasi Atasi Inflasi dan Tekan Stunting (IKI ILENG) di Banyuwangi.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi,
Ilham Juanda, menyampaikan bahwa teknologi reduktan pestisida merupakan salah
satu bentuk pertanian ramah lingkungan yaitu penggunaan reduktan yang dapat
mengurangi aplikasi pestisida sehingga budidaya tanaman padi dapat menghasilkan
panen beras sehat dan bernutrisi. Beras sehat bernutrisi tersebut yaitu jenis
varietas Inpari IR Nutri Zinc yang dikembangkan secara khusus untuk penanganan
masalah stunting oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi).
Pengembangan dan penerapan teknologi reduktan pestisida ini
dilakukan bekerja sama dengan PAI (Pandawa Agri Indonesia) yaitu perusahaan
lokal Banyuwangi yang memiliki hak paten reduktan pestisida. Penggunaan
reduktan pestisida yang ramah lingkungan tentu dapat menghasilkan beras sehat
bernutrisi yang disebut sebagai beras biofortifikasi.
“Beras Biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc adalah varietas
padi sawah pertama di Indonesia yang memiliki kandungan unsur zinc (Zn) yang
lebih tinggi, sekitar 25% lebih tinggi dibandingkan dengan varietas padi
lainnya. Beras ini dikembangkan secara khusus oleh Balai Besar Padi melalui
pemuliaan selektif konvensional dengan memasukkan unsur seng untuk meningkatkan
kandungan gizi yang dibutuhkan dalam tumbuh-kembang anak. Harapannya, kandungan
zinc yang lebih tinggi dalam padi ini mampu mencegah kejadian stunting. Dalam
proses budidaya inilah sangat penting peran input reduktan pestisida yang ramah
lingkungan,” ungkap Ilham.
Senada dengan Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Banyuwangi, Kukuh Roxa, CEO dan founder PT. Pandawa Agri Indonesia,
menekankan perhatian pada isu keamanan pangan sebagai prasyarat pangan.
Terutama dalam menyoroti keterkaitan antara penggunaan pestisida dalam budidaya
tanaman dengan potensi kejadian stunting.
“Beberapa penelitian menemukan bahwa paparan pestisida
menjadi salah satu faktor terjadinya stunting pada anak-anak. Faktor risiko
anak yang terpapar pestisida 3,9 kali lebih besar dibanding anak yang tak
terpapar pestisida. Oleh karenanya, melalui pemanfaatan reduktan yang dapat
mengurangi dosis penggunaan pestisida hingga 50 persen pada budidaya padi
Inpari IR Nutri Zinc, diharapkan mampu menghasilkan beras yang tinggi akan
kandungan Zinc dan rendah residu pestisida. Sehingga perlakuan khusus dalam mengurangi
input pestisida kimia tersebut menjadi sebuah paket intervensi dalam penanganan
stunting di Banyuwangi,” pungkas Kukuh.
Penerapan teknologi reduktan pestisida ini telah dilakukan
di 1.025 hektare lahan padi di Banyuwangi. Hasilnya, produksi padi meningkat
menjadi 7-8 ton per hektare. Selain itu, kandungan zinc dalam beras Inpari IR
Nutri Zinc juga meningkat menjadi 17,5 ppm. Angka ini jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan beras biasa yang hanya memiliki kandungan zinc sekitar 12
ppm.
Inovasi Tereda Wangi ini telah mendapatkan apresiasi dari
berbagai pihak, termasuk dari Kementerian Pertanian, Bank Indonesia, dan
pemerintah daerah lainnya. Inovasi ini dinilai sebagai solusi yang tepat untuk
mengatasi inflasi dan stunting.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berencana untuk terus
mengembangkan inovasi Tereda Wangi ini. Salah satu rencananya adalah untuk
meningkatkan luasan lahan yang menerapkan teknologi reduktan pestisida. Pada
tahun 2024, Pemkab Banyuwangi menargetkan untuk menerapkan teknologi reduktan
pestisida di 2.000 hektare lahan padi.
Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga berencana untuk melakukan
penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kandungan zinc dalam beras Inpari IR
Nutri Zinc. Harapannya, kandungan zinc dalam beras Inpari IR Nutri Zinc dapat
mencapai 20 ppm.
Keberhasilan inovasi Tereda Wangi di Banyuwangi ini bisa
menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Inovasi ini menunjukkan bahwa
pertanian ramah lingkungan dan bernutrisi dapat menjadi solusi untuk mengatasi
berbagai masalah, seperti inflasi dan stunting. Dengan upaya-upaya tersebut,
diharapkan inovasi Tereda Wangi dapat diimplementasikan secara lebih luas dan
berkelanjutan. Hal ini akan membawa manfaat bagi masyarakat, baik dari segi
ekonomi, kesehatan, maupun lingkungan. (*)